Putra Sion Mandiri

Mengenal Arsitektur Bergaya Brutalis

Arsitektur bergaya brutalis mungkin terdengar sedikit menyeramkan, namun anda sudah pasti pernah melihat bangunan yang didesain menggunakan gaya ini. Apakah itu arsitektur bergaya brutalis? Desain arsitektur dengan gaya brutalis adalah gaya desain arsitektur yang menonjolkan material yang tidak dipoles atau terkesan mentah sehinnga menimbulkan kesan kokoh dan maskulin.

Semakin ia tidak terlihat terawat dan semakin terlihat materi luarnya teroksidasi merupakan nilai tambahan dari arsitektur bergaya brutalis. Arsitektur bergaya brutalis ini muncul padah tahun 1950 sebagai bagian dari aliran modernisme dan populer hingga tahun 1980. Arsitektur bergaya brutalis merupakan perlawanan terhadap nostalgia terhadap aliran arsitektur di tahun 1940-an.

Banyak reaksi yang timbul mengenai gaya bangunan ini, tidak sedikit orang yang membencinya karena dianggap merusak pemandangannamun banyak juga yang jatuh hati terhadap gaya bangunan ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai bangunan landmark yang dibangun dengan desain aliran brutalisme. Apakah anda salah satu yang tertarik dengan gaya bangunan ini? Silahkan simak penjelasan lengkap mengenai arsitektur bergaya brutalis.

Sejarah Singkat Arsitektur Bergaya Brutalis

Seperti yang sudah disebutkan diatas, aliran brutalisme muncul pada tahun 1950 yang merupakan bagian dari aliran modernisme dan merupakan perlawanan dari nostalgia tahun 1940an. Aliran ini pertama kali diilhami oleh arsitek Perancis dan Swiss Le Corbusier yang menjuluki bangunan karyanya sebagai “béton burt” yang artinya beton mentah atau belum jadi. Aliran ini juga disebut dengan new brutalism yang dimana istilah ini dipopulerkan oleh arsitek Inggris Alison dan Peter Smithson. Beberapa tokoh berpengaruh terkait aliran brutalisme ini adalah Reyner Barnham yang mempopulerkan lebih jauh melalui essay-nya, Alvar Aalto seorang arsitek berkebangsaan Finlandia, Ernő Goldfinger seorang arsitek Hungaria dan Louis Kahn seorang arsitek warga Amerika Serikat keturunan Estonia. Kebetulan juga di jaman itu saat Perang Dunia ke-2 sedang berlangsung, banyak sekali negara-negara di Eropa Timur yang dipengaruhi oleh sosialisme. Mereka menginginkan bangunan yang utilitarian, keras dan tidak memakan banyak biaya. Beton kemudian dipilih menjadi material utama bangunan karena selain murah ia juga cukup tangguh.

Kejatuhan Aliran Brutalisme Hingga Bangkitnya Kembali

Bangunan-bangunan bergaya brutalis ini kemudian menjadi populer, aliran brutalis mengalami puncak kepopuleran di New York pada tahun 1970an. Hingga pada jaman 1980-an aliran brutalisme jatuh dari kejayaannya. Banyak yang mengkritik bangunan dengan gaya brutalis dinilai kurang fungsional dan perawatannya susah. Banyak pula yang mencemoh bangunan dengan gaya ini merupakan selera buruk.

Tidak disangka tiga dekade setelah bangunan ini turun tahta dari kepopuleran, tren arsitektur bergaya brutalis kini mulai dilirik kembali. Beberapa bangunan dengan gaya arsitektur brutalis bahkan masuk dalam daftar warisan UNESCO. Hal-hal yang dinilai sebagai keburukan dari arsitektur brutalis ini malah menjadi alasan kebangkitannya.

Ciri Khas Bangunan Bergaya Brutalis

Salah satu ciri khas dari bangunan bergaya brutalis adalah pemilihan warna gelap untuk memunculkan kesan maskulin dan keras dari bangunan tersebut. Bagi pecinta dari aliran ini, brutalisme bukan hanya sekedar gaya arsitektur namun juga pendekatan filosofis kepada desain arsitektur, keinginan untuk membangun bangunan yang jujur apa adanya, sederhana dan berfungsi untuk segala tujuan, penghuninya dan juga lokasi dimana bangunan tersebut didirikan.

Peter Smithson salah satu pioneer dari aliran ini berpendapat bahwa inti dari brutalisme adalah material yang digunakan. Ia mengatakan bahwa brutalisme tidak peduli dengan bahan apa namun kualitas dari bahan tersebut dan melihat bahan tersebut sebagaimana mereka. Karakteristik kayu, kekasaran dari pasir, semua dengan apa adanya tanpa ada polesan. Mendukung pernyataan Smithson, arsitek John Voelcker menjelaskan bahwa aliran brutalisme tidak dapat dijelaskan melalui analisis gaya, ia lebih bisa dikatakan sebagai etik daripada estetik

Material bahan yang populer dipakai antara lain kayu,beton dan batu bata sebagai bahan dari bangunan bergaya arsitektur brutalis. Bangunan bergaya brutalis tidak memerlukan perawatan yang sulit, semakin teroksidasi dan terlihat kusam adalah hal-hal yang dianggap sebagai bagian dari keindahan bangunan ini. Umumnya bangunan-bangunan besar yang menggunakan gaya arsitektur brutalis seperti universitas ataupun bangunan perpustakaan. Meskipun demikian, tidak mustahil untuk memasukkan unsur-unsur dari arsitektur bergaya brutalis dalam membangun rumah apabila anda tertarik.

Bangun rumah impian anda bersama kami, kunjungi facebook page kami!

Baca juga: Desain Interior Bergaya Industrial

 

Buka Whatsapp
Halo.
Kami dari Putra Sion Mandiri. Ada yang bisa kami bantu?
Dapatkan Penawaran Arsitek dan Kontraktor dari Putra Sion Mandiri. Kunjungi kami di : KOMP. SETIA BUDI POINT, Jl. Setia Budi No.15 BLOK C, Tj. Sari, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20132